DESA PANGGUNG
Desa Panggung merupakan salah satu Desa yang berada di Kecamatan Kedung Kabupaten Jepara. Untuk dapat menuju Desa Panggung, kira-kira membutuhkan waktu tempuh kurang lebih 10 menit dari Kecamatan Kedung Kabupaten Jepara. Desa ini mempunyai banyak potensi yang bisa dijadikan sebagai tempat wisata. Hamparan sawah yang membentang di sepanjang jalan menuju Desa Panggung memberikan kesan nuansa pedesaan yang alami dan memanjakan mata. Desa Panggung berlokasi dekat dengan laut sehingga masyarakatnya dikenal sebagai kawasan masyarakat pesisir. Mayoritas penduduknya bekerja sebagai nelayan, petani garam, petani tambak, dan mengolah produk hasil perikanan tambak untuk dijual. Sebagai masyarakat pesisir, mayoritas penduduknya memiliki kesadaran religius yang tinggi, berbagai macam pengajian dan kumpulan ibu-ibu, bapak-bapak, remaja, hingga anak-anak rutin dilakukan setiap minggu. Hal tersebut dilakukan bertujuan untuk memperkuat tali silaturrahmi antar masyarakat dan sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan YME. Desa ini juga terdapat tradisi seperti Sedekah Bumi yang biasa dilaksanakan pada bulan Apit, Sedekah Bumi yang dilakukan ialah do’a bersama, dilanjutkan dengan pementasan pertunjukan wayang kulit kepada masyarakat, hal tersebut juga merupakan salah satu upaya untuk melestarikan kebudayaan Jawa.
Berdasarkan sejarahnya dan keterangan dari tokoh masyarakat setempat, asal mula munculnya Desa Panggung ini diperkirakan tahun 1875 atau akhir abad ke-19. Nama Panggung sendiri berasal dari rumah Panggung yang dulunya ditempati oleh Raden Panji. Raden Panji merupakan seorang Prajurit dari Kerajaan Demak yang diperintahkan oleh istri Sultan Hadirin yaitu Ratu Kalinyamat. Raden Panji ditugaskan untuk memata-matai musuh (Belanda) yang datang dari kawasan laut Jepara. Dulunya, di kawasan pantai Panggung dibangun sebuah pemancar untuk mengintai datangnya para musuh. Raden Panji memata-matai para musuh dari pemancar tersebut dan beristirahat dirumahnya yang berbentuk Panggung. Saat ini bekas rumah Panggung yang ditinggali Raden Panji sudah lenyap akibat bencara banjir, begitu juga dengan pemancar-pemancar yang dulu ada telah hilang ditelan gelombang. Sampai saat ini, keberadaan makam Raden Panji tidak diketahui oleh masyarakat setempat. Diperkirakan, petilasan Raden Panji berada di Desa Bungo Kabupaten Demak. Sebagian masyarakat Desa Panggung khususnya Nelayan dan Petani tambak terkadang mengunjungi petilasan tersebut untuk berziarah. Kini, sawah tempat Raden Panji tinggal dikenal sebagai “SAWAH PANJI” yang kemudian menjadi tanah bengkok Kepala Desa Panggung
Kawasan Sawah Panji
Desa Panggung Kabupaten Jepara
Kisaran pertengahan abad ke-19, kawasan ini mulai menjadi permukiman, banyak penduduk yang berdatangan dan bertempat tinggal di lokasi tersebut. Pada tahun 1885, Desa Panggung sudah dipimpin oleh seorang Petinggi (Kepala Desa). Berikut adalah daftar nama Petinggi yang memimpin Desa Panggung:
- Birin ( Periode 1885-1915 )
- Selamet ( Periode 1915-1945 )
- Sahri ( Periose 1945-1970 )
- Achmad Nasichin ( Periode 1970-1998 )
- Busro ( Periode 1998-2007 )
- Hj. Safrotul Ifdholia ( Periode 2007-2019 )
Sebelumnya, Desa Panggung memiliki banyak hamparan sawah padi yang tumbuh dengan subur. Tetapi pada tahun 1977, terjadi Abrasi pantai yang menyebabkan tanah persawahan terkikis oleh air laut sehingga lahan sawah mati dan tidak dapat ditanami padi. Berkaitan dengan hal tersebut, penduduk setempat membuat tambak-tambak agar bisa bertahan hidup. Budidaya tambak yang pertama kali masyarakat lakukan ialah tambak garam. Seiring dengan berkembangnya waktu, dibuat budidaya perikanan tambak seperti berbagai jenis tambak udang dan ikan. Adapun hasil budidaya tambak ialah ikan jenis bawal, bandeng, udang, ikan terak, dan berbagai hasil pengolahan ikan seperti kerupuk ikan terak, tempong, dan teri nasi. Di Desa Panggung juga terkenal akan garamnya, garam-garam yang dihasilkan merupakan yang paling terkenal sebab banyak mengandung kadar yodium tinggi. Garam-garam yang dihasilkan di Desa ini sudah dijual ke berbagai tempat luar kabupaten Jepara yakni ke Juwana, Solo, pabrik-pabrik maupun perusahaan. Salah satu kendala masyarakat pesisir di Desa Panggung dalam melakukan Budidaya perikanan tambak ialah musim yang tidak menentu atau musim paceklik.
Jika musim penghujan, maka para petani tambak membuat tambak ikan. Sedangkan saat musim kemarau, maka tambak dibuat tambak garam. Proses pembuatan garam sendiri membutuhkan waktu selama kurang lebih dua bulan. Garam yang dihasilkan ialah garam grosok dengan harga jual sebesar Rp. 250.000;/ tombong.
Kawasan Budidaya Tambak Garam
Sebagai kawasan pesisir, Desa Panggung ditanami tumbuhan bakau untuk mencegah Abrasi pantai dan bencana banjir. Selain itu, dibuat pemecah gelombang untuk menghalau tingginya gelombang ke permukaan saat musim penghujan. Melihat berbagai keindahan alam yang terdapat Desa ini, maka Desa Panggung dapat disimpulkan memiliki potensi untuk dijadikan sebagai Desa wisata.
Kawasan Hutan Bakau Desa Panggung
Kabupaten Jepara
Aktivitas ibu-ibu di pagi hari
Aktivitas Nelayan
Pesisir Pantai
Desa Panggung, Kecamatan Kedung,
Kabupaten Jepara